MDS-Note's blog yang menyediakan Info Terbaru dan Terheboh tanpa Bayar dan yang Penting Ikhlas.

  • RSS
  • Skype
  • Facebook
  • Yahoo

Archive for Agustus 2013

Perangkat Jaringan Komputer adalah sebuah hardware yang terhubung ke jaringan yang berfungsi sebagai jaringan komunikasi data. Ada banyak perangkat jaringan komputer, seperti:

   1. NIC (Network Interface Card)
 
NIC (Network Adapter) adalah sebuah kartu yang berfungsi sebagai jembatan dari komputer ke sebuah jaringan komputer. Jenis NIC yang beredar, terbagi menjadi dua jenis, yakni NIC yang bersifat Fisik, dan NIC yang bersifat Logis. Setiap jenis NIC diberi nomor alamat yang disebut sebagai MAC address, yang dapat bersifat statis atau dapat diubah oleh pengguna. Tugas NIC adalah untuk mengubah aliran data paralel dalam bus komputer menjadi bentuk data serial sehingga dapat ditransmisikan di atas media jaringan. Media yang umum digunakan, antara lain adalah kabel UTP Category 5 atau Enhanced Category 5 (Cat5e), kabel fiber-optic, atau radio (jika memang tanpa kabel).

       a) Fisik
NIC fisik umumnya berupa kartu yang dapat ditancapkan ke dalam sebuah slot dalam motherboard komputer, yang dapat berupa kartu dengan bus ISA, bus PCI, bus EISA, bus MCA, atau bus PCI Express. Selain berupa kartu-kartu yang ditancapkan ke dalam motherboard, NIC fisik juga dapat berupa kartu eksternal yang berupa kartu dengan bus USB, PCMCIA, bus serial, bus paralel atau Express Card, sehingga meningkatkan mobilitas (bagi pengguna yang mobile).

Kartu NIC Fisik terbagi menjadi dua jenis, yakni:
  • Kartu NIC dengan media jaringan yang spesifik (Media-specific NIC): yang membedakan kartu NIC menjadi beberapa jenis berdasarkan media jaringan yang digunakan. Contohnya adalah NIC Ethernet, yang dapat berupa Twisted-Pair (UTP atau STP), Thinnet, atau Thicknet, atau bahkan tanpa kabel (Wireless Ethernet).
  • Kartu NIC dengan arsitektur jaringan yang spesifik (architecture-specific NIC): yang membedakan kartu NIC menjadi beberapa jenis, sesuai dengan arsitektur jaringan yang digunakan. Contohnya adalah Ethernet, Token Ring, serta FDDI (Fiber Distributed Data Interface), yang kesemuanya itu menggunakan NIC yang berbeda-beda. Kartu NIC Ethernet dapat berupa Ethernet 10 Megabit/detik, 100 Megabit/detik, 1 Gigabit/detik atau 10 Gigabit/detik.
       b) Logis
NIC logis merupakan jenis NIC yang tidak ada secara fisik dan menggunakan sepenuhnya perangkat lunak yang diinstalasikan di atas sistem operasi dan bekerja seolah-olah dirinya adalah sebuah NIC. Contoh dari perangkat NIC logis adalah loopback adapter (dalam sistem operasi Windows, harus diinstalasikan secara manual atau dalam sistem operasi keluarga UNIX, terinstalasi secara default, dengan nama interface lo) dan Dial-up adapter (yang menjadikan modem sebagai sebuah alat jaringan dalam sistem operasi Windows). Kartu NIC logis ini dibuat dengan menggunakan teknik emulasi.

   2. Kabel

Kabel jaringan digunakan untuk menghubungkan satu perangkat jaringan ke lainnya atau untuk menghubungkan dua atau lebih komputer, printer, scanner dll. Berbagai jenis kabel jaringan seperti kabel Coaxial, Twisted Pair, Fiber Optik.

       a) Coaxial 
Kabel Coaxial (atau coax pendeknya, berasal dari kata-kata “common axis”). Kabel coax memiliki kawat konduktor ditengahnya yang dikelilingi oleh material non-konduktif yang dinamakan dielektrik, atau insulator. Dielektrik ini kemudian dikelilingi oleh pembungkus yang sering kali terbuat dari kabel lilitan. Dielektrik mencegah tersambungnya konektor di tengah dan kabel pembungkus. Akhirnya, coax dilindungi oleh sebuah penutup luar yang pada umumnya terbuat dari bahan PVC. Konduktor bagian dalam membawa sinyal RF, and pelindung luar mencegah sinyal RF untuk meradiasi ke atmosfer, and juga mencegah sinyal luar dari mengganggu sinyal yang dibawa oleh pusat. Sebuah fakta menarik lainnya adalah sinyal frekuensi tinggi selalu berjalan pada lapisan luar konduktor: semakin besar konduktor di tengah, semakin baik sinyal akan mengalir. Hal ini dinamakan”efek kulit” atau “skin effect”. Untuk peralatan WiFi, biasanya kita menggunakan kabel coax dengan impedansi 50 ohm. Jika impedansi-nya tidak 50 ohm maka sinyal akan terpantul balik ke pemancar yang kemungkinan akan membuat jebol pemancar.

Adapun Jenis-Jenis Kabel Coaxial, yaitu:
  • Thick coaxial cable (Kabel Coaxial “gemuk”)
    Kabel coaxial jenis ini dispesifikasikan berdasarkan standar IEEE 802.3 10BASE5, kabel ini mempunyai diameter rata-rata 12mm, dan biasanya diberi warna kuning. Kabel jenis ini biasa disebut sebagai standard ethernet atau thick Ethernet, atau hanya disingkat ThickNet, atau bahkan cuman disebut sebagai yellow cable.
    Kabel Coaxial ini (RG-6) jika digunakan dalam jaringan mempunyai spesifikasi dan aturan sebagai berikut:
    1. Setiap ujung harus diterminasi dengan terminator 50-ohm (dianjurkan menggunakan terminator yang sudah dirakit, bukan menggunakan satu buah resistor 50-ohm 1 watt, sebab resistor mempunyai disipasi tegangan yang lumayan lebar).
    2. Maksimum 3 segment dengan peralatan terhubung (attached devices) atau berupa populated segments.
    3. Setiap kartu jaringan mempunyai pemancar tambahan (external transceiver).
    4. Setiap segment maksimum berisi 100 perangkat jaringan, termasuk dalam hal ini repeaters.
    5. Minimum panjang kabel per segment adalah 1.640 feet (atau sekitar 500 meter).
    6. Maksimum jarak antar segment adalah 4.920 feet (atau sekitar 1500 meter).
    7. Setiap segment harus diberi ground.
    8. Jarang maksimum antara tap atau pencabang dari kabel utama ke perangkat (device) adalah 16 feet (sekitar 5 meter).
    9. Jarang minimum antar tap adalah 8 feet (sekitar 2,5 meter).
  • Thin coaxial cable (Kabel Coaxial “Kurus”)
     
    Kabel coaxial jenis ini banyak dipergunakan di kalangan radio amatir, terutama untuk transceiver yang tidak memerlukan output daya yang besar. Untuk digunakan sebagai perangkat jaringan, kabel coaxial jenis ini harus memenuhi standar IEEE 802.3 10BASE2, dimana diameter rata-rata berkisar 5mm dan biasanya berwarna hitam atau warna gelap lainnya. Setiap perangkat (device) dihubungkan dengan BNC (Barrel Nut Connector atau Bayonet Net Connector) T-connector. Kabel jenis ini juga dikenal sebagai thin Ethernet atau ThinNet.Kabel coaxial jenis ini, misalnya jenis RG-58 A/U atau C/U, jika diimplementasikan dengan TConnector dan terminator dalam sebuah jaringan, harus mengikuti aturan sebagai berikut:
    1. Setiap ujung kabel diberi terminator 50-ohm.
    2. Panjang maksimal kabel adalah 1,000 feet (185 meter) per segment.
    3. Setiap segment maksimum terkoneksi sebanyak 30 perangkat jaringan (devices)
    4. Kartu jaringan cukup menggunakan transceiver yang onboard, tidak perlu tambahan transceiver, kecuali untuk repeater.
    5. Maksimum ada 3 segment terhubung satu sama lain (populated segment).
    6. Setiap segment sebaiknya dilengkapi dengan satu ground.
    7. Panjang minimum antar T-Connector adalah 1,5 feet (0.5 meter).
    8. Maksimum panjang kabel dalam satu segment adalah 1,818 feet (555 meter).
    9. Setiap segment maksimum mempunyai 30 perangkat terkoneksi.
       b) Twisted Pair
Kabel twisted pairmerupakan kabel yang terdiri dari dua kawat tembaga yang terselubung sedemikian rupa sehingga membentuk pola spiral. satu pasang kabel berfungsi sebagai link komunikasi. Kabel twisted pair dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
  • Unshielded Twisted Pair(UTP),  adalah sebuah jenis kabel jaringan yang menggunakan bahan dasar mentega tembaga, yang tidak dilengkapi dengan shield internal. UTP merupakan jenis kabel yang paling umum yang sering digunakan di dalam jaringan lokal (LAN), karena memang harganya yang rendah, fleksibel dan kinerja yang ditunjukkannya relatif bagus. Dalam kabel UTP, terdapat insulasi satu lapis yang melindungi kabel dari ketegangan fisik atau kerusakan tapi, tidak seperti kabel Shielded Twisted-pair (STP), insulasi tersebut tidak melindungi kabel dari interferensi elektromagnetik. UTP biasa digunakan bersamaan dengan konektor RJ-45.
 
  • Shielded Twisted Pair (STP), merupakan bagian dari kabel tembaga yang memiliki dua pembungkus pada masing-masing kabelnya. Perbedaan yang Mencolok dari kedua jenis kabel ini adalah pada lapisan pelindungnya. Pelindung tersebut terdapat pada setiap pasang kabelnya yang dilindungi oleh timah dan setiap pasang kabel tersebut masing-masing dilapisi dengan pelindung. Kabel STP terdiri dari 4 jalinan yang erat dengan inci yang berbeda-beda pada tiap jenis STP. STP biasa digunakan bersamaan dengan konektor RJ-45 atau RJ-11. STP memiliki kinerja yang lebih baik dan kecepatan yang lebih tinggi dari pada kabel UTP, karena itu harga kabel STP sedikit lebih mahal dari pada Kabel UTP. 
 
       c) Fiber Optik 
Kabel Fiber Optik adalah teknologi kabel terbaru. Terbuat dari glas optik. Di tengah-tengah kabel terdapat filamen glas, yang disebut “core”, dan di kelilingi lapisan “cladding”, “buffer coating”, material penguat, dan pelindung luar. Gambaran umum sistem transmisi fiber optik, sinyal yang digunakan adalah dalam bentuk digital, sedangkan penyaluran sinyal melalui serat optik adalah dalam bentuk pulsa cahaya. Pulsa cahaya diperoleh dari proses memodulasi sinyal informasi dalam bentuk digital kedalam suatu komponen sumber optik. Proses ini terjadi pada arah kirim, sedangkan pada arah terima melalui detektor optik, pulsa cahaya diubah kembali dalam bentuk sinyal digital.
Bila jarak antara stasiun pengirim dengan stasiun penerima berjauhan, sinyal pulsa cahaya yang ditransmisikan akan mengalami proses pelemahan yang disebabkan adanya rugi-rugi yang timbul selama proses pengiriman sesuai dengan panjang dan jenis saluran optik yang digunakan. Untuk mengatasi hal tersebut pulsa cahaya akan diregenerasikan sesuai dengan keadaan pada saat pengiriman. Proses ini terjadi pada stasiun pengulangan. Ada banyak konektor yang digunakan, seperti: konektor FC, SC, ST, Biconic, D4, SMA, dan MT-RJ.
  
   3. Switch

Switch pada dasarnya mempunyai fungsi seperti Hub yaitu sebagai pembagi sinyal dan penguat sinyal pada jaringan komputer akan tetapi switch lebih cerdas dari pada Hub karena Switch dapat mengenali alamat data yang harus ditransmisikan dan mampu mengatur lalu lintas data dalam jaringan secara lebih baik dibandingkan dengan Hub. Sehingga saat mengirim data, Switch ini akan langsung mengirim ke komputer yang telah dituju. Switch merupakan titik percabangan dari proses transfer data sehingga jika switch mengalami masalah maka seluruh koneksi jaringan dan proses transfer data akan terganggu. Switch biasanya memiliki banyak port yang akan menghubungkan ke jaringan komputer dan port - port tersebut akan berhubungan dengan konektor RJ 45.

Switch secara garis besar di bagi menjadi 2 jenis, yaitu:
Switch Unmanaged adalah switch yang tidak dapat di ubah atau di konfigurasi, user hanya tinggal pasang pada jaringan dan switch langsung siap digunakan.
Switch Manageable memiliki fasilitas dan kemampuan yang lebih banyak untuk digunakan oleh user. User dapat menentukan beberapa setting dari sebuah switch, salah satunya adalah users dapat menentukan hanya port 1 sampai dengan 5 yang dapat terhubung ke network, juga port – port tertentu dapat berjalan di 100 Mbps  sehingga tidak dapat berkomunikasi dengan LAN Card 10 Mbps, user juga dapat menentukan computer dengan physical address tertentu yang dapat mengunakan port 2 dan sebagainya.

Fasilitas ini meyebabkan harga sebuah switch manageable mencapai beberapa kali lipat swich biasa, karena harga yang mahal swich yang bisa di-manage jarang di beli oleh perusahaan – perusahaan , namun alasan harga bukan satu – satunya alasan mengapa swich manageable kurang diminati, Alasan lain adalah ketidak mengertian user terhadap kegunaan switch ini, karena rata – rata switch manageable di samakan dengan switch unmanage.

   4. Hub 

Hub adalah bentuk sederhana dari Switch . Hub digunakan untuk jaringan sederhana . Cara kerja Hub adalah menyalin paket data dari sumber yang terkoneksi pada suatu port dan mentransferkannya ke seluruh port yang tersambung pada Hub, jika paket data yang ditransfer sesuai port (komputer) yang dituju maka paket data akan diterima, jika tidak akan diabaikan (ditolak). Saat ini Hub sudah mulai ditinggalkan karena berbagai kelemahan seperti jangkauan , kecepatan transfer data , dan resiko loss data , yang membuat Switch lebih diminati.
Berdasarkan fungsinya Hub dibedakan menjadi 2 macam yakni:
  • Hub Pasif merupakan hub yang berfungsi sebagai pemmisah atau pembagi jaringan, akan tetapi tidak melakukan penguatan sinyal sehingga hub ini tidak membutuhkan tenaga listrik tambahan.
  • Hub Aktif berfungsi sebagai penghubung jalur secara fisik dan penguat sinyal dalam jaringan, Akan tetapi Hub aktif membutuhkan tenaga listrik tambahan untuk bisa bekerja.

   5. Repeater

Repeater adalah perangkat yang digunakan untuk memperluas batas-batas dari daerah jaringan kabel lokal (LAN) atau nirkabel (WiFi). Cara kerjanya dengan memperbarui sinyal-sinyal yang di transmisikan agar mencapai kembali kekuatan dan bentuknya yang semula, guna memperpanjang jarak yang dapat di tempuh. Ini di perlukan karena sinyal-sinyal mengalami perlemahan dan perubahan bentuk selama transmisi. Perangkat Repeater harus 2 alat, yakni untuk menerima sinyal dari server (CLIENT) dan untuk menyebarkan lagi sinyal Wifi (accespoint)
repeater, fungsi, pengertian, gambar, contoh repeater
Fungsi Repeater - Repeater bekerja pada level physical layer dalam model jaringan OSI, Tugas utama dari repeater adalah menerima sinyal dari satu kabel LAN dan memancarkannya kembali ke kabel LAN yang lain. Pada jaringan wireless, repeater diletakkan pada gedung-gedung yang tinggi, menara pemancar, atau dipuncak gunung. hal ini bertujuan agar sinyal yang diterima dapat dipancarkan dan diterima dengan baik, dengan adanya repeater, jarak gelombang yang dapat ditempuh oleh jaringan wireless juga semakin jauh. 
  
   6. Router

Router adalah sebuah alat jaringan komputer yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang disebut routing. Proses routing terjadi pada lapisan 3 (Lapisan jaringan seperti Internet Protocol) dari stack protokol tujuh-lapis OSI.
Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Router berbeda dengan switch. Switch merupakan penghubung beberapa alat untuk membentuk suatu Local Area Network (LAN). Fungsi routing berguna untuk memilih rute yang terbaik dalam jaringan, sedangkan gateway berfungsi seperti komputer server.

Secara umum, router dibagi menjadi dua buah jenis, yaitu router statis dan router dinamis.
  • Static Router (Router Statis)
    Router Statis adalah sebuah router yang memiliki tabel routing statis yang di setting secara manual oleh para administrator jaringan.Konfigurasi routing jenis ini biasanya dibangun dalam network yang hanya mempunyai beberapa gateway, umumnya tidak lebih dari 2 atau 3. Static routing dibuat secara manual pada masing-masing gateway. Jenis ini masih memungkinkan untuk jaringan kecil dan stabil. Stabil dalam arti kata jarang down. Jaringan yang tidak stabil yang dipasang static routing dapat membuat kacau seluruh routing, karena tabel routing yang diberikan oleh gateway tidak benar sehingga paket data yang seharusnya tidak bisa diteruskan masih saja dicoba sehingga menghabiskan bandwith. Terlebih menyusahkan lagi apabila network semakin berkembang. Setiap penambahan sebuah router, maka router yang telah ada sebelumnya harus diberikan tabel routing tambahan secara manual. Jadi jelas, static routing tidak mungkin dipakai untuk jaringan besar, karena membutuh effort yang besar untuk mengupdatenya.
  • Dynamic Router (Router Dinamis)
    Router Dinamis adalah sebuah router yang memiliki dab membuat tabel routing dinamis, dengan mendengarkan lalu lintas jaringan dan juga dengan saling berhubungan dengan router lainnya. Dalam sebuah network dimana terdapat jalur routing lebih dari satu rute untuk mencapat tujuan yang sama biasanya menggunakan dynamic routing. Dan juga selain itu network besar yang terdapat lebih dari 3 gateway. Dengan dynamic routing, tinggal menjalankan routing protokol yang dipilih dan biarkan bekerja. Secara otomatis tabel routing yang terbaru akan didapatkan.
    Seperti dua sisi uang, dynamic routing selain menguntungkan juga sedikit merugikan. Dynamic routing memerlukan routing protokol untuk membuat tabel routing dan routing protokol ini bisa memakan resource komputer.

Sumber: